Sunday 13 April 2014

Aku ingin menjadimu yang membahagiakanku

0 komentar
place Google AdSense code here
Aku ingat pada hari itu, saat aku masih kecil dan ia yang begitu sayang kepadaku mengajakku berwisata. Saat itu musim panas dan ayahku sedang mengambil cuti tahunannya. Hari itu begitu cerah, dan entah ada angin apa saat aku bangun dan bersiap akan berangkat ke Sekolah ia berkata, "Kamu hari ini libur sekolah,ayah sudah izin dengan gurumu kemarin. Sekarang kamu mandi dan ikut dengan ayah."
"Kemana ?" Tanyaku bingung karena tumben tumbenan dia menyuruhku untuk tidak berangkat ke Sekolah.
 "Kita ke Kebun Binatang." Sambil tersenyum kemudian menghisap asap rokoknya dan menyeruput kopi kental buatan ibuku.
"Loh bukannya ibu sudah ke Pasar ?" Ibuku seorang pedagang yang sebelum anak anaknya bangun ia sudah pergi duluan,
"Lalu kenapa ? Kamu sama ayah. Lekaslah mandi dan kita berangkat."
"Iya." Sahutku riang.

Setelah selesai mandi kita berangkat.
"Loh yah, kita nggak naik sepeda motor ?"
"Kamu belum pernah naik bus ke Semarang kan ?"
"Oh kita naik bus ?"
"Iya"

Waktu itu kala pertamaku naik bus umum, biasanya aku diajak bepergian menggunakan sepeda motor atau mobil kantor yang kadang dibawa ayahku saat akhir pekan. Aku sangat tertarik seperti apa rasanya naik bus umum. Hatiku ingin meledak, dia memberiku kejutan sedari pagi. Dia memiliki caranya sendiri bagaimana menciptakan bahagia itu.
Perjalanan dari Salatiga menuju Semarang cukup jauh, ini perjalanan pertamaku jadi waktu terasa lambat dengan rasa penasaran yang dari tadi berdesir dikepala. Entah sampai berapa kali aku bertanya "Ayah kita sudah sampai ?" dan dia hanya menjawab "Sebentar lagi" , aku tak menghitungnya.
Ternyata Semarang adalah kota yang panas, berbeda dari Salatiga yang masih sejuk. Hiruk pikuk kota juga terasa begitu padat, sampai sampai aku tidak mau dituntun saat menyebrang jalan. Aku takut dengan deru mesin yang berlalu lalang tanpa putus itu. Disana juga bau, sungai berwarna pekat dan orangnya seperti tak mengenal jijik saat makan di bantaran sungai.
Ya, kini aku berada di tempat yang bernama Kebun Binatang. Aku pikir aku akan melihat kelinci,ayam,sapi, dan juga kerbau sama seperti di Rumah Nenek. Tapi tidak, aku melihat banyak burung burung. Adang yang berwarna cantik dan ada juga yang hitam legam, yng besar dan yang kecil. Semuanya ada.
Aku juga melihat hewan hewan yang ada di discovery channel yang aku lihat setiap sore di stasiun tv lokal, Ada jerapah yang semampai, yang lidahnya panjang seperti awan itu oermen kapas dan dia menjilatinya. Aku juga lihat gajah yang ada di Savana Afrika, hidungnya panjang dan jika masuk sungai ia terlihat seperti teropong kapal selam. Badannya gendut warnanya abu abu, mungkin dia butuh diet. Ada juga monyet , monyet yang berteriak nyaring, yang lincah lompat lompat dan yang badannya besar, seperti winpie versi berbulu. Ayahku memperkenalkannya satu persatu sambil membacakan tulisan di papan informasi hewan tersebut. Aku terhibur.
Setelah lama berkeliling dan mengenal banyak sekali binatang binatang yang tadinya aku hanya lihat di TV aku minta eskrim yang ditawarken penjual eskrim di Kebun Binatang tersebut. Sekarang manis, segar dan bahagia memenuhi diriku. Aku duduk di kursi dekat tukang es itu. Aku melahap es ku dan ayahku melihatku sambil tersenyum dan sesekali mengajakku bercanda. Ayahku adalah pribadi yang humoris dan lembut, dia pandai dalam hal mengocok perut.
Kita keluar dari kebun binatang dan kejutan belum selesai, ayahku mengajakku naik bus tingkat. Kita duduk di atas, aku merasa begitu tinggi saat aku melihat kedepan. Aku ingat waktu itu sore dan senja nampak lebih indah dari biasanya, langit begitu orange dan burung terbang kesana kemari. Mungkin itu juga kejutan dari ayahku, dia menciptakan senja begitu indah bersama Tuhan. Hari itu melelahkan hingga tanpa sadar aku tertidur dipelukan ayahku dan bangun sudah berada dikamarku sendiri. Aku sangat bahagia saat itu hingga aku tidak melupakan hari itu sampai hari ini.
Ayahku adalah orang yang berjuang mati matian untuk membahagiakan keluarganya. Iyu terbukti saat dia terkena PHK karena perusahaannya merugi, Mungkin saat itu aku kelas 4 SD. Hari itu dibeberapa hari menjelang Lebaran, saat semua anak anak seusiaku sudah diajak ketoko pakaian sementara aku dan kakakku belum, bahkan camilan yang disajikan saat hari raya saja belum ada di meja makan. Ayahku sudah 3 hari tidak pulang, entah kenapa disaat saat seperti ini dia tidak dirumah untuk mengajakku berbelanja pakaian lebaran. Aku bertanya kepada ibuku "Buk,Ayah dimana ?"
"Kerja dut, nanti ayah juga pulang terus ngajak kamu beli baju." Ibuku seperti sudah mengerti jalan bicaraku dan menjawabnya.
"Tapi ayah ga dirumah udah lama, emang ayah kemana?" tanyaku lagi.
"Ayah kerja, mungkin sebentar lagi dia pulang. Sekarang kamu ke masjid, ngaji disana. siapa tahu waktu kamu pulang ayah sudah dirumah dan ngajak kamu beli baju,gih dut"
Akupun mandi dan bergegas menuju TPA untuk mengaji.
Pulang dari TPA aku bertanya kepada ibuku. "Loh ayah mana ? katanya dia pulang."
"Udah adzan maghrib,buka puasa dulu yuk. kamu laper kan udah puasa seharian ?" ibuku mengalihkan pembicaraannya.
Ya ayahku belum pulang sampai beberapa hari kedepan juga seperti itu, dia belum pulang. Aku merasa kecewa dengannya pada saat itu, dia yang selalu ada tidak ada disaat saat seperti ini, aku kalut dalam marah dan ngambek kepada ibuku. Entah apa yang dipikirkan ibuku saat itu tapi dia tetap tersenyum, aku benci Ramadhan ini.
Sampai hari dimana takbir akan berkumandang, siang siang saat aku sedang menonton acara favoritku ayahku pulang membawa berplastik plastik yang isinya beraneka ragam, dari makanan sampai baju lebaranku.
"Ayah !" Seruku dengan girang.
"Lihat ayah bawa apa ?" Katanya sambil mengangkat berkantong kantong tas plastik berwarna warni itu.
Aku menghampirinya dan melompat lompat girang. Aku merasa lebaranku terselamatkan dan kami dapat berkumpul.
Tapi lebaran kali itu kulit ayahku melegam, dia jadi hitam dan kelihatan kurus. Aku tidak tahu apa saja yang dia kerjakan selama ia pergi. Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu , saat aku tanya soal perubahan kulit tubuhnya dia hanya menjawab, "Ayah kan kerja" setiap kali aku tanya kenapa dia tidak pulang dia hanya menjawab "tempat kerja ayah jauh, jadi ga bisa pulang" dan pertanyaanpun selalu berakhir hanya disana.

Beberapa hari yang lalu , aku sedang merokok di teras rumah dan ayahku menghampiriku membawa dua cangkir kopi hitam. Malam itu dingin karena sedari pagi Salatiga diguyur hujan, kopi hitam adalah teman yang baik untuk malam itu.
Kami berbincang ngalor ngidul sampai kemasa kecilku, dia mengingatkan kembali saat di kebun binatang dan menceritakan betapa senangnya aku waktu itu dan dia juga tidak melupakannya. Ya aku pikir kebahagiaan sehebat itu tidak bisa disimpan sendiri. Dia juga berbicara saat dia di PHK dan pontang panting cari uang kesana kemari untuk menafkahi keluarga kecilnya, dia mengerjakan segala pekerjaan. Jadi sopir, kernet bahkan jadi tukang parkir. Dia juga menceritakan saat Ramadhan dan dia tidak pulang, dia ternyata di garasi bus. Kalau siang jadi kernet dan kalau malam dia mencuci setiap bus yang ada di garasi untuk uang tambahan. Dia juga cerita kalau dia jarang jarang makan untuk memenuhi kebutuhan saat lebaran. Aku ? Aku hanya diam dan meratapi bodohnya aku selama ini yang tak pernah membahagiakannya,meskipun sekarang aku sudah kerja. Aku begitu menyesal kepada diriku sendiri setelah malam itu, betapa hebat ayahku
Aku ingin menjadi sepertinya, aku mecontohnya. Aku ingin menjadi orang yang berguna untuk sekitarku, entah bagaimana caranya, aku ingin melihat orang lain bahagia karena aku. Aku ingin ayahku tau betapa hebatnya dia dulu saat melihat suksesku. Aku ingin menjadi ayahku yang rela berpeluh untuk membahagiakan anaknya yang nakal ini.

Ayah,terima kasih. Sekarang adalah giliranku membahagiakanmu dan juga ibu. Doakanlah anakmu

0 komentar: Post Yours! Read Comment Policy ▼
PLEASE NOTE:
We have Zero Tolerance to Spam. Chessy Comments and Comments with Links will be deleted immediately upon our review.

Post a Comment

 

Contact Form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013 MyBloggerBlog Template All Right Reserved
Distributed By Free Blogger Templates | Designed by MyBloggerBlog